Pada Kamis malam (22/8), ada acara yang menurut saya sangat menarik
di Atamerica, Pacific Place, kawasan SCBD Sudirman Jakarta. Menarik
sekaligus kesempatan yang langka: Tim Laman berbagi cerita pengalamannya
saat mendokumentasikan 39 spesies burung cenderawasih dengan judul
“Bird of Paradise: Crown Jewels of Indonesia’s Biodiversity”. Acara ini
terselenggara berkat kerja sama National Geographic Indonesia, National Geographic Society, Concervation International, dan The Cornel Lab of Ornithology.
Tim Laman adalah seorang doktor biologi dari Harvard University dan
fotografer alam liar kenamaan yang kerap memotret untuk National
Geographic. Pada awal presentasinya, Tim Laman bercerita bahwa beliau
memulai penugasannya untuk National Geographic dalam mendokumentasikan
burung cenderawasih pada 2004 bersama rekannya Edwin Scholes, seorang
ahli unggas dari Cornell. Hingga 2007, Tim Laman baru berhasil
mendokumentasikan 20 spesies dari 39 spesies burung cenderawasih yang
diketahui.
Selain menampilkan foto-foto burung cenderawasih yang menakjubkan,
Tim laman juga memperlihatkan beberapa video perilaku burung
cenderawasih saat mencari pasangan. Perilaku cenderawasih yang lucu dan
unik membuat penonton terkesima dan tertawa. Hal yang mungkin baru
diketahui banyak orang: burung cenderawasih jantan memiliki bulu yang
lebih bervariasi dan berwarna-warni dibanding burung betina yang hanya
didominasi warna cokelat dan putih.
Untuk memikat sang betina, burung cenderawasih jantan membersihkan
dan menyiapkan tempat sebagai “panggung”. Sang jantan pun menari-nari,
membuat gerakan-gerakan yang unik.
Dari visual yang ditampilkan pada presentasi ini, tidaklah
mengherankan jika hasilnya sangat mengagumkan. Selain kelengkapan
peralatan dokumentasi, usaha untuk mencapai tempat keberadaan burung
tersebut membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Selama 8
tahun, ada 51 lokasi yang dia kunjungi, tersebar di wilayah Sulawesi
Utara, Papua, Papua Nugini dan Australia.
Selama 80 jam merekam burung di hutan, memanjat pohon tinggi, serta
membangun 109 tempat kamuflase dia lakukan untuk dapat mendokumentasikan
39 spesies burung cenderawasih dengan baik. Dari ekspedisinya ini, Tim
Laman menghasilkan 39.568 foto dan, pertama kalinya dalam sejarah, Tim
Laman berhasil mendokumentasikan seluruh 39 spesies burung cenderawasih
(yang diketahui).
“Sebagai warga negara Indonesia, Anda harus bangga karena dari 39
spesies burung cenderawasih yang ada, 27 spesies berada di kawasan
Indonesia,” kata pria jangkung ini. Tetapi sangat disayangkan, perburuan
cenderawasih jantan masih terjadi. Jika kegiatan seperti itu tetap
berlangsung, kata Tim, keberadaan burung cenderawasih akan punah.
“Burung betina kesulitan bereproduksi disebabkan langkanya burung
jantan.”
Dalam perjalanannya mendokumentasikan burung cenderawasih, Tim Laman
juga menyampaikan kampanye, mengimbau masyarakat lokal untuk tidak
memburu cenderawasih. Ia berharap para pemburu beralih profesi menjadi
pemandu, mendapatkan bayaran dari turis untuk bisa melihat burung
cenderawasih langsung di habitat aslinya.
*Cek juga liputan Tim Laman beserta foto-fotonya di tautan berikut:
http://nationalgeographic.co.id/feature/2012/12/bersua-dengan-surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar