blog berisi kan tentang hasil jepret, info unik, humor dan banyak informasi lainnya yang diposting, ga menutup kemunkinan blog ini menerima sumbangan karya dari shobat semua untuk diposting disini. check ajah langsung ke TKP.
Kamis, 12 Juli 2012
Foke harus banyak PDKT
Pilkada DKI Jakarta 2012 diperkirakan akan melaju ke putaran II. Dua pasangan calon gubernur yang lolos ke putaran II pun akan bersaing sengit.
Berkaca dari hitung cepat (quick count), pasangan calon gubernur Joko Widodo - Basuki T Purnama dan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli akan bersaing di putaran II Pilkada DKI Jakarta karena tak ada satu pun pasangan calon yang berhasil mengumpulkan 50 persen suara di putaran I. Jokowi-Ahok unggul di putaran I dengan perhitungan lebih dari 40 persen disusul pasangan Foke-Nara yang mengumpulkan tak sampai 35 persen. Apakah kondisi ini akan berlanjut di putaran II?
"Belum tentu. Pertarungan sengit akan terjadi di putaran II dan siapa pun bisa ke luar sebagai pemenang," kata Direktur Riset Jaringan Suara Indonesia (JSI) Eka Kusmayadi saat dihubungi VIVAnews, Kamis 12 Juli 2012.
Prediksi persaingan ketat ini bukan isapan jempol jika melihat bagaimana hasil berbagai lembaga survei rontok di putaran pertama dan tidak sesuai dengan hasil quick count. "Ini anomali," kata Eka. Sebelum Pilkada DKI Jakarta, berbagai lembaga survei memprediksi kemenangan Foke-Nara, termasuk JSI. Ternyata, hasil lapangan berkata lain. Jokowi-Ahok berhasil mengungguli Foke-Nara dengan jumlah suara yang cukup signifikan.
Jokowi dan Foke dinilai Eka, punya kelebihan masing-masing. Berdasarkan survei yang mereka gelar, alasan rata-rata responden memilih Jokowi adalah personalitas dan kharisma. Sementara alasan responden memilih Foke adalah kompetensi mengingat yang bersangkutan adalah incumbent.
Jokowi punya strategi bagus dengan merangkul empat calon gubernur lainnya, di luar Foke. "Sementara, sejauh ini Foke mengatakan akan berkoalisi dengan rakyat," jelasnya.
Anomali di putaran I merupakan tamparan keras bagi Foke-Nara. Jika ingin menang, Foke dan timnya harus punya manuver politik yang ciamik dan bisa melebihi Jokowi. "Foke harus turun ke bawah. Dekati masyarakat bawah," jelas Eka. Cara inilah yang selama ini dilakukan Jokowi sehingga Foke harus bisa melebihi Jokowi untuk merebut kembali suara pendukungnya.
Eka mengakui Foke punya kelebihan lain karena incumbent, yakni kekuatannya di birokrasi. "Meski berpengaruh, tapi ini tidak signifikan karena bisa diawasi Panswaslu," jelasnya. "Strategi Foke harus lebihi Jokowi jika ingin menang di putaran II."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar